Tokoh Masyarakat Maluku Utara Dukung Kampanye PROFAUNA untuk Melindungi Nuri & Kakatua

Sejumlah tokoh masyarakat Maluku Utara ramai-ramai memberikan dukungan ke PROFAUNA dalam kampanye pelestarian burung kakatua dan nuri. Dukungan itu diwujudkan dengan memberikan himbuan dan ajakakan ke masyarakat untuk melindungi burung kakatua dan nuri dalam film berjudul 'Burung Kita" yang diproduksi oleh PROFAUNA Indonesia dengan dukungan Dana Kemitraan Ekosistem Kritis atau yang dikenal dengan nama CEPF.

Film 'Burung Kita' itu akan digunakan sebagai salah satu media edukasi bagi masyarakat lokal Maluku Utara tentang pelestarian burung nuri dan kakatua. Sejumlah tokoh agama, tokoh adat, pemuda dan pejabat pemerintah turut berbicara dalam film pendek tersebut.

"Program edukasi akan dilakukan secara intensif oleh para aktivis PROFAUNA hingga ke pulau-pulau dimana perburuan kakatua putih dan kasturi ternate masih terjadi seperti di daerah Halmahera Selatan," ungkap Swasti Prawidya Mukti, juru kampanye PROFAUNA Indonesia.

 "Dewasa ini sudah banyak jenis burung yang punah. Maka dari itu kami menghimbau agar masyarakat yang tinggal di wilayah kekuasaan Kesultanan Bacan agar tidak menangkap burung nuri dan kakatua agar anak cucu kita nantinya juga bisa melihat keindahannya, " ucap Jougugu (pemegang kekuasaan tertinggi setelah Sultan) dari Kesultanan Bacan dalam film Burung Kita.

Di lain kesempatan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara menyambut baik program yang dilakukan PROFAUNA dan bersedia memberi pernyataan dan himbauan kepada masyarakat dari sudut pandang agama Islam, sebagai agama mayoritas di Kabupaten Halmahera Selatan.

"Jangan membabat hutan agar burung Nuri dan Kakatua bisa terus hidup dengan damai," jelas Dr. Samlan Ahmad, M.Pd., Ketua MUI Maluku Utara.

"Allah memerintahkan kita untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini, maka kita pun wajib mempertanggungjawabkannya salah satunya dengan melindungi burung nuri dan kakatua," tambah Dr. Samlan Ahmad.

Dukungan untuk PROFAUNA juga datang dari BKSDA SKW I Maluku Utara, para kepala desa di Kabupaten Halmahera Selatan, pemuka agama Kristen, Kesultanan Ternate, pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dan Provinsi Maluku Utara.

"Wilayah Provinsi Maluku Utara sangat luas dan terdiri dari lebih 800 pulau, dengan beraneka flora dan fauna seperti burung paruh bengkok yang sayangnya banyak diburu dan diperdagangkan," kata Ir. H. M. Natsir Thaib, Wakil Gubernur Maluku Utara yang ditemui tim PROFAUNA di Sofifi baru-baru ini.

"Kami himbau agar aparat pemerintah maupun TNI dan kepolisian juga berpartisiasi, dengan cara menegakkan hukum dengan tegas bagi perlindungan burung paruh bengkok kebanggaan Maluku Utara."

Adanya dukungan dari berbagai tokoh masyarakat ini, baik pemimpin adat maupun formal itu diharapkan akan memuluskan langkah PROFAUNA kedepan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan burung paruh bengkok, terutama kakatua putih dan kasturi ternate yang populasinya terus merosot karena belum dilindungi undang-undang. 

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.