Hutan P-WEC, Contoh Keberhasilan Menumbuhkan Hutan dengan Ratusan Spesies Pohon

Dari bukit kering yang tidak produktif, kini area hutan P-WEC (Petungsewu Wildlife Education Center) telah ditumbuhi ratusan spesies pohon. Proses penanaman pohon di lahan seluas sekitar 5 hektar ini dilakukan sejak tahun 2002 oleh PROFAUNA Indonesia dan Petungsewu Adventure. Penanaman pohon yang terus menerus dan perawatan, membuat  kini area P-WEC menjadi hutan dengan sedikitnya 137 spesies pohon.

Dari ratusan spesies pohon itu 11 jenis diantaranya adalah keluarga beringin atau Moraceae antara lain Beringin (Ficus benyamina), Awar Awar (Ficus septica), Keluwing (Ficus hipsida), Lo (Ficus racemosa}, Tin (Ficus carica), Karet kerbau (Ficus elastic), Benying (Ficus fistulosa), Ipik (Ficus retusa), dan Beringin (Ficus kurzii). Pohon keluarga beringin ini menjadi habitat berbagai jenis burung dan tupai, selain juga menjadi peneduh.

Keluarga Fabaceae juga dominan di hutan P-WEC, ada sekitar 17 spesies. Jenis-jenis yang masuk keluarga Fabaceae ini antara lain Asam Jawa (Tamarindus indica), Petai (Parkia speciosa), Kelor (Moringa oleifera), Gamal (Glyricidia sepium), Kedawung (Parkia timoriana), Trembesi (Samanea saman), Sono Keling (Dalbergia latifolia), Sengon (Paraserianthes falcataria), Johar (Senna spectabilis) dan lainnya.

Selain kategori pohon, di hutan P-WEC juga ada 10 jenis palem, 23 perdu dan 7 jenis bambu. Dengan beragamnya pohon ini, membuat hutan P-WEC juga menjadi habitat lebih dari 40 jenis burung.

Jenis burung yang ada di hutan P-WEC antara lain Elanghitam (Ictinaetus malayensis), Elang ular bido (Spilornis cheela), Cipohkacat (Aegithina tiphia), Cekakakjawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak sungai (Todirhampus chloris), Walet linci (Collocalia inchi), Kapasan kemiri (Lalage nigra), Sepah hutan (Pericrocotus flammeus), Sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus), Cabak maling (Caprimulgus macrurus), Bubut jawa (Centropus nigrorufus), Kedasi australia (Chrysococcyx basalis), Wiwik kelabu (Cacomantis merulinus), Wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), dan lainnya.

"Beragamnya jenis pohon dan burung yang ada di hutan P-WEC ini membuktikan bahwa pemulihan suatu wilayah untuk menjadi hutan itu bukan sebuah mimpi, tapi bisa diwujudkan asal ada kemauan, kerja keras dan perawatan pohon," kata Rosek Nursahid, pendiri Yayasan PROFAUNA Indonesia.

Selain menjadi habitat beragam jenis burung, hutan P-WEC juga menjadi rumah bagi beberapa jenis mamalia seperti kucing hutan (Prionailurus bengalensis), bajing (Callosciurus notatus), musang (Paradoxurus hermaphrodites) dan garangan (Herpestes javanicus).

Beragamnya jenis pohon dan satwa liar ini membuat Hutan P-WEC menjadi tempat yang cocok untuk kegiatan outbound, pendidikan alam atau rapat. Dengan fasilitas yang lengkap seperti penginapan, restoran dan balai pertemuan, membuat P-WEC menjadi pilihan menarik untuk ragam kegiatan.

"Selain cocok untuk acara gathering atau pertemuan, hutan P-WEC menjadi tempat yang pas untuk belajar tentang pengenalan vegetasi, edukasi konservasi alam dan pengamatan burung. Ini enjadi pusat pendidikan kosnervasi alam yang cuku pideal, dengan harga yang terjangkau," kata Nada Prinia, Ketua PROFAUNA Indonesia.

Rosek Nursahid, pendiri PROFAUNA yang juga seorang ekolog, menambahkan, "hal yang terpenting dalam program penghjijauan atau reboisasi itu adalah perawatan pohon yang ditanam, jangan hanya ramai di seremoni penanamannya saja, tetapi kemudian pohon yang ditanam itu tidak dirawat, akhirnya banyak yang mati"

Link terkait:

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.