Ayo Rayakan Hari Primata Indonesia!

Di dunia terdapat sekitar 200 jenis primata (bangsa kera dan monyet) dan 40 jenis atau hampir 25 % diantaranya hidup di Indonesia. Namun sayangnya 70% primata Indonesia tersebut terancam punah akibat berkurang atau rusaknya habitat primata dan penangkapan illegal untuk diperdagangkan.Pada tahun 2000 badan konservasi internasional IUCN menerbitkan daftar 25 jenis primata yang paling terancam punah di dunia. Dari 25 jenis primata tersebut, 4 diantaranya adalah primata asal Indonesia yaitu Orangutan sumatera (Pongo abelii), Tarsius Siau (Tarsius tumpara), Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) dan Simakubo (Simias cocolor). Primata tersebut akan benar-benar punah dari alam jika tidak ada upaya nyata untuk menyelamatkannya.

Primata mempunyai peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Banyak jenis primata yang menjadi indikator tentang kondisi hutan atau ekosistem yang masih bagus. Primata seperti orangutan, owa, bekantan dan tarsius juga bisa menjadi obyek wisata alam yang menarik, yang akan mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat sekitar habitat primata itu.

Meskipun primata mempunyai banyak kemiripan dengan manusia (catatan: manusia secara taxonomi juga masuk dalam bangsa primata), nasib primata Indonesia semakin mengenaskan. Selain terus menerus kehilangan habitatnya, primata mendapat ancaman serius dari perdagangan primata. Ribuan primata Indonesia setiap tahunnya ditangkap dari alam untuk diperdagangkan.

Mengapa perdagangan primata menjadi masalah serius?

  • Sebagian besar, lebih dari 95% primata yang diperdagangkan itu hasil tangkapan dari alam
  • Proses penangkapan, pengangkutan dan perdagangan primata itu seringkali kejam dan penuh dengan tindakan kekerasan. Ada banyak primata yang mati dalam proses perdagangan primata ini.
  • Kukang yang diperdagangkan itu banyak yang sudah dicabuti gigi taringnya oleh pemburu, ini untuk memberi kesan bahwa kukang adalah binatang yang jinak dan tidak menggigit. Pencabutan gigi itu dilakukan dengan menggunakan alat penjepit (tang) dan kemudian sambil giginya dijepit dengan tang, kukang tersebut diputar-putar hingga giginya lepas. Pencabutan gigi ini seringkali menyebabkan infeksi dan kematian bagi kukang.
  • Tahukah anda bahwa dibalik kelucuan monyet yang digunakan untuk topeng monyet itu ternyata menyimpan kekejaman? Monyet yang digunakan untuk topeng monyet itu dilatih dengan cara kejam dan kekerasan. Monyet itu digantung dengan posisi kepala di bawah selama berbulan bulan untuk membuat monyet tersebut menurut. Monyet juga dibuat kelaparan, jika monyet tersebut menuruti perintah pelatih baru monyet tersebut diberi makan.
  • Di beberapa daerah primata itu dijual dagingnya atau otaknya dengan alasan sebagai obat. Ini adalan alasan yang sama sekali tidak mendasar, karena tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa daging primata itu bisa menyembuhkan penyakit. Penyajian makanan dari daging primata itu seringkali juga mengerikan karena primata tersebut dibakar hidup-hidup bahkan ada juga yang disedot otaknya dalam kondisi masih hidup!
  • Sebagian besar primata yang dipelihara oleh masyarakat di rumah itu dalam kondisi yang buruk, seperti mendapatkan makanan yang tidak sesuai, kandang yang sempit atau tanpa teman.
  • Kebanyakan primata yang dijual itu masih kecil yang masih terlihat lucu, ketika beranjak besar primata itu dianggap tidak lucu lagi dan membahayakan, sehingga seringkali orang melepas primata itu dengan sembarangan atau bahkan membunuhnya.
  • Karena primata yang dipelihara itu dalam kondisi buruk, sangat rawan terjadi penularan penyakit dari primata ke manusia (zoonosis), seperti hepatitis, TBC, herpes, asma dll.

Mengapa perlu ada Hari Primata Indonesia?

Pelestarian primata Indonesia dan habitatnya memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Perlu adanya kesadaran masyarakat bahwa primata itu bukanlah satwa peliharaan, karena hobby memelihara primata ini yang turut memberikan andil bagi kepunahan primata. Masyarakat juga perlu sadar bahwa melestarikan primata itu juga perlu melestarikan habitat mereka. Melestarikan habitat primata seperti hutan juga akan memberikan keuntungan ekologi dan ekonomi bagi manusia.

Untuk itu ProFauna Indonesia menggagas Hari Primata Indonesia yang jatuh setiap tanggal 30 Januari. Peringatan hari primata Indonesia itu diharapkan juga untuk mengingatkan pemerintah akan pentingnya perlindungan primata dan habitatnya.

Sejarah Hari Primata Indonesia

Hari primata Indonesia diperingati setiap tanggal 30 Januari. Tanggal tersebut dipilih karena pada bulan Januari tahun 2001 ProFauna pernah melakukan kampanye besar bernama "Primate Freedom Tour". Dalam kampanye itu aktivis ProFauna keliling kota-kota di Jawa dan Bali untuk mempromosikan perlindungan primata Indonesia. Kampanye ProFauna itulah yang kemudian banyak memberikan insirasi bagi orang atau kelompok lain untuk juga melakukan kampanye primata Indonesia.

Ayo ikut merayakan Hari Primata indonesia!

Anda dan kelompok anda juga bisa turut merayakan Hari Primata Indonesia yang jatuh pada tanggal 30 Januari. Caranya adalah dengan melakukan kampanye di pusat keramaian kota atau di kampus anda sambil membawa poster yaang berisikan pesan perlindungan primata Indonesia. Disain poster tersebut akan disiapkan oleh ProFauna, anda tinggal mencetaknya secara mandiri.

Ayo secara serentak pada tanggal 30 Januari kita semuanya melakukan kampanye primata dengan membawa poster dan spanduk yang telah disiapkan ProFauna. Jangan lupa untuk memfoto aksi anda itu dikirim ke ProFauna via email untuk kami posting di website ProFauna.

Tema Hari Primata Indonesia untuk tahun 2014 ini adalah "Stop Perdagangan Primata Indonesia". Saatnya kita bersuara untuk primata Indonesia! Ayo gabung!

Bagi ada yang berminat ikut merayakan Hari Primata Indonesia, silahkan hubungi Swasti Prawidya Mukti di email: international@profauna.net atau Hp 08563693611.

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.