Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang, Habitat Penting Satwa Langka
Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang adalah salah satu kawasan konservasi alam di Jawa Timur yang mempunyai luas 14.177 Ha. Kawasan ini ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor: SK/12/PA/1962 tanggal 5 Mei 1962 dengan luas awal 14.145 hektar.
Secara administrasi pemerintahan, kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang terletak di 4 (empat) wilayah kabupaten dengan luas masing-masing sebagai berikut:
a. Kabupaten Probolinggo, 7.452,00 Ha
b. Kabupaten Situbondo, 1.075,00 Ha
c. Kabupaten Bondowoso, 1.275,00 Ha
d. Kabupaten Jember, 4.375,00 Ha
Berdasarkan ketinggian tempatnya, kawasan ini terletak pada ketinggian antara 1.900 - 3.088 meter dari permukaan laut.
Variasi Ekosistem
Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang memiliki beberapa tipe ekosistem. Salah satu gunung yang berada di kawasan ini yang terkenal adalah Gunung Argapura yang merupakan salah satu gunung favorit bagi pendaki di Indonesia. Beberapa ekosistem yang ada di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang antara lain:
Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Pada tipe ekosistem ini memiliki vegetasi hutan tropis, terletak pada ketinggian 1200 - 1900 m dpl. Komposisi jenis dan struktur vegetasinya beragam mulai dari tumbuhan bawah, semak, perdu, tumbuhan tingkat semai, pancang dan pohon. Pohon-pohon yang berada dalam kawasan ini bisa mencapai tinggi lebih dari 30 meter. Adapun jenis - jenis vegetasi yang ada dalam ekosistem ini antara lain Jamuju (Podocarpus imbricatus), Pasang (Quercus sp), Sapen (Engelhardia spicata) dan Tutup (Homalanthus sp) .
Ekosistem Hutan Cemara
Terdapat pada ketinggian 2000-3000 meter dari permukaan laut. Tipe ekosistem ini didominasi vegetasi hutan cemara (Casuarina junghuniana), sering disebut hutan coniver karena didominasi oleh pohon berdaun jarum. Hutan cemara merupakan hutan sekunder yang telah mencapai klimaks dan mampu tumbuh secara alami pada daerah - daerah abu vulkanis, tanah longsor, lereng - lereng berbatu dan jurang berpasir. Pada lantai bawah ditumbuhi oleh herba pegunungan, antara lain Euphorbia javanica, Poligonum chinense, Pteridium dan Elsholzia Pubescens.
Ekosistem Savana
Tipe ekosistem savana ini terjadi akibat adanya kerusakan hutan yang terus menerus karena adanya kebakaran. Ekosistem ini terdapat di alun-alun besar Sikasur, alun-alun kecil, dan alun-alun lonceng. Jenis - jenis yang dominan diantaranya Alang-alang (Imperata cylindrica), Pennisetum alopecurodies, Euphorbia spdan Pteridium sp.
Ekosistem Rawa/Danau
Ekosistem rawa atau danau dalam kawasan terutama terkonsentrasi di sekitar Danau Taman Hidup dan Danau Tunjung yang didominasi oleh jenis - jenis herba, antara lain: Alchemilla villosa, Eriocaulon sollyanum, Rynchospora rungosa, Carex sp, Cyperus flairdus, Oeennantjhe javanica dan Scirpus spp.
Habitat Macan dan Lutung Jawa
Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang menjadi habitat berbagai jenis satwa liar, termasuk jenis yang langka. Catatan organisasi Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA), kawasan ini menjadi habitat bagi sejumlah satwa liar seperti Macan Tutul (Panthera pardus), Lutung Jawa (Tracypithecus auratus), Rusa Timor (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Kucing Hutan (Felis bengalensis), dan Jelarang (Ratufa bicolor).
Selain mamalia, di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang juga ditemukan berbagai jenis burung seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang ular bido (Spilornis cheela), Ayam Hutan (Gallus varius dan Gallus gallus), Merak (Pavo muticus) dan lainnya.
Pada tahun 2004 dan 2007, PROFAUNA, Yayasan PPS Petungsewu dan BKSDA melepas sejumlah satwa liar ke Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Satwa hasil rehabilitasi yang dilepasliarkan tersebut antara lain, Lutung Jawa, Rusa, dan Merak.
Saat ini PROFAUNA membantu menjaga kelestarian Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang dengan menyediakan Ranger PROFAUNA yang membantu polisi hutan dari BKSDA Jawa Timur. Selain menempatkan Ranger, PROFAUNA juga melakukan edukasi ke masyarakat lokal tentang pentingnya pelestarian kawasan konservasi alam ini.
Sumber: BBKSDA Jawa Timur dan PROFAUNA