Program Konservasi Hutan di Malang Raya

Kabupaten Malang memiliki hutan yang bervariasi, terdiri dari hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan produksi, hutan lindung, hutan pantai, hutan konservasi dan hutan bakau. Variasi ketinggian antara 0 hingga 3000 meter di atas permukaan laut. Topografi bervariasi mulai dari pantai hingga pegunungan dengan lereng landai sampai curam.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang tahun 2015, total luas kawasan hutan di seluruh Kabupaten Malang yaitu 42.365,2 ha dengan status hutan lindung dan 43.105,1 ha hutan produksi. Hutan lindung tersebut tersebar di beberapa kecamatan yaitu Donomulyo seluas 421 ha, Pagak 1.250 ha , Gedangan 787,70 ha, Sumbermanjing 8.275,7 ha, Tirtoyudho 4.153,7 ha , dan Ampelgading seluas 5.223,1 ha.

Di Malang juga terdapat kawasan suaka alam yaitu Cagar Alam Pulau Sempu. Informasi lebih lengkap tentang Cagar Alam Pulau Sempu bisa bisa dibaca di link berikut: Pulau Sempu.

Sebelum tahun 2000, hutan di daerah Malang selatan menjadi salah satu habitat utama berbagai jenis satwa liar seperti burung rangkong (3 jenis), banteng, merak, elang jawa, lutung jawa dan macan tutul. Pada waktu itu sangat mudah melihat rombongan burung rangkong dengan jumlah cukup besar di hutan-hutan daerah Malang selatan.

Sayangnya pada tahun 1998 mulai terjadi penebangan hutan ilegal secara besar-besaran di Malang Selatan. Waktu itu diperkirakan sekitar 41.000 ha gundul akibat penjarahan. Degradasi hutan itu membuat semakin terancam punahnya berbagai jenis satwa langka di wilayah Malang selatan.

Akibat penjarahan hutan yang masif pada tahun 1998-1999, wilayah Malang selatan setiap tahun mulai langganan banjir dan longsor. Pada tahun 2002 dan 2003 wilayah Malang selatan seperti Kecamatan Tirtoyudo dan Sumbermanjing Wetan dilanda banjir bandang yang menelan korban jiwa.

Melestarikan Hutan Bersama Masyarakat 

PROFAUNA Indonesia mencoba melakukan pendekatan lain dalam membantu upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem hutan di Malang Raya. Pedekatannya adalah melalui perhutanan sosial yang bermitra dengan masyarakat lokal. 

Di masa mendatang diharapkan hutan di Malang Raya kembali pulih dan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat lokal, namun kelestarian hutannya tetap terjaga. Ada keselarasan fungsi hutan secara ekologi dan ekonomi.

Di hutan daerah Malang raya ada 3 jenis burung rangkong yang yaitu kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris), julang emas (Aeros undulatus) dan rangkong badak (Buceros rhinoceros). Kelangsungan hidup satwa ini tergantung dengan keberadaan hutan yang ada dan sebaliknya, hutan juga tergantung kepada burung ini karena mereka membantu penyebaran biji pohon.

Selain mellalui pendekatan perhutanan sosial, dalam program konservasi hutan itu PROFAUNA juga melakukan pendekatan lewat pelestarian satwa liar kunci. Beberapa jenis satwa liar kunci untuk menjadi titik masuk pelestarian hutan antara lain burung rangkong dan lutung jawa. Kelestarian satwa ini tergantung terhadap keberadaan hutan.

Program konservasi hutan PROFAUNA di Malang Raya meliputi sebagai berikut:

  • Monitoring keberadaan satwa liar di alam
  • Patroli hutan
  • Pemasangan papan info terkait info hutan lindung
  • Adopsi pohon 
  • Pemulihan/rehabilitasi ekosistem hutan bersama masyarakat lokal
  • Edukasi dan kampanye
  • Pengembangan wisata alam 

DONASI: BRI 005-10100-355-9304 atas nama Yayasan Profauna Indonesia

LINK TERKAIT:

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.