Pora dan Jalak akan membantu masyarakat Indonesia memahami kekejaman di balik perdagangan satwa liar

Jakarta--Perkumpulan peduli satwa Indonesian Society for Animal Welfare (ISAW) akan meminta bantuan dua tokoh satwa fiktif untuk membawa masyarakat turut serta dalam kisah petualangan mereka sehingga memudahkan masyarakat untuk memahami kekejaman di balik perdagangan ilegal satwa liar.

Kedua tokoh satwa tersebut adalah karakter dari game mobile yang berjudul The Adventures of Jalak dan Pora: Free Cockatoos! Kedua game ini dikembangkan oleh Miracle Gates Studio dan NED Studio dalam rangka mengikuti tantangan yang ditawarkan oleh Dicoding.com kepada pengembang-pengembang aplikasi perangkat mobile di Indonesia. Dicoding.com merupakan sebuah startup teknologi lokal yang memiliki tujuan untuk menjembatani kebutuhan pasar dengan keahlian yang dimiliki oleh para pengembang (developer) di negara ini.

Dicoding.com mengalokasikan sebanyak 2,000 XP (experience points) bagi developer yang mampu menyelesaikan tantangan Indonesian Wildlife Game Challenge. XP merupakan experience points Dicoding yang menggunakan gamification model untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan, inovatif, dan kompetitif bagi developer sehingga para pengembang dapat membuat produk terbaik yang bisa sukses di pasar. Para developer kemudian dapat menukarkan poin yang sudah terkumpul dengan berbagai rewards menarik, seperti smartphone, laptop, dan hadiah-hadiah lainnya.

"Dicoding berkomitmen untuk turut menggulirkan perubahan-perubahan positif di masyarakat dengan menjembatani kebutuhan teknologi pasar dan keahlian yang dimiliki oleh komunitas developer kami," ungkap Co-Founder Dicoding Narenda Wicaksono, "Tantangan yang ditawarkan melalui Indonesian Wildlife Game Challenge bertujuan untuk mendorong kesadaran masyarakat luas mengenai kekejaman di balik perdagangan satwa liar melalui pembuatan game mobile yang menarik dan menyenangkan."

'The Adventures of Jalak' adalah sebuah game yang menceritakan petualangan seekor Jalak Bali saat berusaha kabur dari para pemburu yang sedang mengangkutnya untuk dijual. Dengan menyajikan sebuah format permainan endless run, para pemain diharapkan bisa membantu Jalak dan telur-telurnya melarikan diri dari jeratan para pemburu agar dapat kembali ke habitat alaminya.

"Kami berharap melalui permainan ini akan semakin banyak orang yang menyadari betapa kritisnya situasi yang dihadapi oleh Jalak Bali saat ini dengan ancaman-ancaman yang datang dari para pemburu dan penyelundup satwa," ujar Orlando Nandito, Founder Miracle Gates Studio, sebuah startup teknologi dari kota Denpasar, Bali.

Game lainnya yang juga berhasil memenangkan tantangan tersebut berjudul 'Pora: Free Cockatoos!', sebuah permainan yang menampilkan modus-modus kekejaman dibalik penyelundupan satwa liar. Dalam episode ini, si ikan Pora dilengkapi dengan torpedo dan gelembung yang dapat digunakan untuk membebaskan kakatua jambul kuning yang terperangkap dalam botol-botol plastik di pelabuhan. Game ini akan terus dikembangkan selama beberapa bulan ke depan untuk menambah jumlah level yang dapat dinikmati para gamers.

"Dengan membantu Pora membebaskan burung-burung dilindungi tersebut, kami berharap orang yang memainkan game ini akan secara bawah sadar memahami bahwa burung itu seharusnya terbang bebas di alam, bukan untuk dikekang dalam sangkar apalagi dijejalkan dalam botol plastik," jelas Jonathan Borisman Tambun, CEO NED Studio, startup teknologi dari Sumatera Utara, "Kami yakin bahwa bersama-sama kita dapat membangun rasa empati generasi muda terhadap makhluk hidup lainnya, salah satunya dengan menampilkan visualisasi penyelamatan satwa dari perburuan dan perdagangan dengan cara yang populer dan menyenangkan," tambahnya.

Petualangan seru yang disajikan oleh kedua game mobile tersebut diharapkan dapat menyampaikan tiga pesan penting kepada publik: 1) bahwa satwa liar saat ini terancam akibat perburuan, penyelundupan, dan perdagangan ilegal, 2) satwa liar bukanlah untuk dikurung atau disakiti, dan 3) masa depan kelestarian satwa di alam adalah tanggung jawab kita bersama.

"Melalui kedua cerita yang disampaikan dalam format game interaktif audiovisual dengan karakter animasi yang lucu, anak-anak dapat dengan mudah menangkap pesan tentang apa artinya mencintai satwa liar, yaitu: mencintai adalah membebaskan dan membiarkan mereka hidup di alam," ujar Direktur Eksekutif ISAW Kinanti Kusumawardani, "Oleh karena itulah kami bermitra dengan Dicoding.com dan para pemenang Indonesian Wildlife Game Challenge - Miracle Gates Studio dan NED Studio - agar bisa terus mengembangkan upaya edukasi animal welfare melalui cara-cara yang kreatif dan inovatif."

Di saat perdagangan satwa kini sedang dihadapkan pada krisis global yang ditandai dengan bertambah banyaknya permintaan konsumen dan maraknya pemanfaatan internet sebagai ruang pasar yang tidak teregulasi dengan memada, berakibat pada peningkatan drastis jumlah satwa tangkapan dari alam untuk diperjualbelikan. Satwa-satwa tersebut kemudian diselundupkan dengan cara-cara yang tidak layak dan tidak terbayangkan sebelumnya, sehingga sejumlah 40 persen dari satwa tersebut mati sebelum mencapai tempat yang dituju.

"Salah satu kunci untuk memberantas perdagangan satwa ilegal adalah dengan menurunkan permintaan melalui pemberdayaan cara-cara kreatif untuk menyadarkan masyarakat tentang kekejaman dibalik jual beli satwa liar dan bagian-bagiannya," tambah Kinanti, "Oleh karena rentang usia pembeli dan pedagang sangat bervariasi dengan segmen kelompok usia muda kini menjadi sasaran, maka sangat penting bagi solusi yang kita tawarkan untuk mampu memikat kelompok usia lebih muda tersebut maupun juga kelompok konsumen yang sudah lebih dewasa. Dengan bantuan Pora dan Jalak kami yakin dapat membangun upaya edukasi yang memikat hati dan pikiran masyarakat."

ISAW akan mempromosikan kedua mobile game tersebut sebagai bagian dari program edukasi animal welfare ke sekolah-sekolah dasar dan menengah. Kedua game kini sudah tersedia bagi para pengguna smartphone Android dan dapat diunduh secara gratis di: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.miraclegates.adventureofjalak  dan https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ned.PoraSaveJacob

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Kinanti Kusumawardani

Executive Director

Indonesian Society for Animal Welfare

HP. 08561895796

Email info@isaw.or.id

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.