Pembukaan Lahan PT NAS di Kaltim Ancam Kelestarian Orangutan

Pembukaan lahan (land clearing) yang dilakukan PT Nusantara Agro Sejahtera (NAS) di daerah Wahao, Kalimantan timur, mengancam kelestarian orangutan karena itu berbatasan dengan hutan konservasi yang dikelola oleh Lembaga Adat Wehea Desa Nehes Liah Bing. Pantuan lembaga Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA) di bulan Juli 2014 dan Oktober 2014, PT NAS telah melakukan pembukaan lahan berbatasan dengan hutan konservasi di Melnyie yang merupakan habitat orangutan dan satwa liar lainnya.

Pembukaan lahan yang berbatasan dengan hutan konservasi itu menjadi ancaman serius bagi kelestarian orangutan, karena habitat mereka akan terputus. "Seharusnya PT NAS tidak membuka lahan tersebut, sebaliknya mereka harus menetapkan kawasan tersebut sebagai hutan konservasi yang menyambung dengan hutan konservasi yang sudah dikelola oleh Lembaga Adat Wehea", kata Bayu Sandi, koordinator PROFAUNA Borneo.

Hutan konservasi di Melnyie seluas 1465 hektar itu selain menjadi habitat orangutan, juga menjadi habitat berbagai jenis satwa langka seperti beruang madu dan rangkong badak. Dengan kekayaan hayatinya itu menjadikan hutan konservasi Melnyie menjadi hutan yang mempunyai nilai konservasi tinggi yang harus dilestarikan.

Drh. Wita Wahyudi, advisory board PROFAUNA yang juga punya pengalaman panjang dalam penyelamatan satwa liar mengatakan, "jika habitat satwa liar itu rusak, satwa akan stress dan akhirnya rawan timbulnya konflik antara satwa liar seperti orangutan dengan perkebunan sawit".

PROFAUNA yang merupakan organisasi grassroots terbesar di Indonesia untuk perlindungan satwa liar dan habitatnya mendesak PT NAS untuk menghentikan proses land clearing tersebut dan memulihkan menjadi hutan konservasi. "Kawasan hutan PT NAS yang berbatasan dengan konservasi itu seharusnya tidak dibuka, namun dipertahankan sehingga kedepannya tidak terjadi konflik antara orangutan dan perkebunan sawit", ujar Bayu Sandi.

Dalam kesempatan terpisah, Rustam, peneliti ekologi satwa liar dari Universitas Mulawarman mengatakan, "menjadi sebuah keharusan dan etika bahwa perusahaan sawit untuk peduli terhadap orangutan dan satwa liar, jika produk mereka mau diterima di pasaran internasional".

"Jika PT NAS terus melakukan pembukaan lahan tanpa memperhatikan pelestarian orangutan dan satwa langka lainnya, PROFAUNA akan melakukan kampanye global untuk menolak produk sawit PT NAS. Dengan dukungan ribuan supporter dan jaringan kami, seruan ini tidaklah main-main", tegas Bayu Sandi.

Informasi lebih lanjut silahkan hubungi:

Bayu Sandi (coordinator PROFAUNA Borneo)

Hp 082233606482 , 085755067691, Email: borneo@profauna.net

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.