Minim Perhatian, Kucing Liar dan Musang Borneo Ini Terancam Keberadaannya

Borneo merupakan tempat bagi banyak karnivora endemik dibandingkan pulau-pulau lainnya setelah Madagaskar, namun sayangnya sekitar setengah dari karnivora ini secara global dalam kondisi terancam hingga ke arah punah. Beberapa jenis karnivora yang terancam itu antara lain Kucing Tandang (Prionailurus planniceps), Musang Air (Cynogale bennettii), Musang Gunung (Hemigalus hosei) dan Biul Kalimantan (Melogale everetti),

Kucing Tandang dan Musang Air merupakan satwa yang tinggal di dataran rendah dan lahan basah. "Mereka mempunyai kemampuan berburu ikan tetapi untuk memungkinkan melakukan hal tersebut,  mereka memerlukan area lahan basah-suatu habitat yang terus berkurang dengan cepatnya", kata Andreas Wilting, peneliti dari Institute for Zoo and Wildlife Research (IZW) dalam siaran pers yang diterima PROFAUNA.

Kebakaran lahan gambut dan wilayah dataran rendah juga meningkatkan ancaman bagi keberadaan kedua jenis kucing dan karnivora kecil tersebut.

Jenis yang juga terancam, tetapi hanya ada di dataran tinggi adalah Musang Gunung (Hemigalus hosei) dan Biul Kalimantan (Melogale everetti). "Dua  jenis satwa ini hanya dijumpai di Borneo dan tidak ditemukan di tempat lain di dunia", kata. John Mathai, ekologis hidupan liar dari Sarawak, Malaysia.

"Selain faktor perubahan habitat, perburuan liar, perdagangan daging satwa serta kebakaran hutan dan lahan gambut, isu utama masalah konservasi yang dihadapi karnivora Borneo adalah rendahnya perhatian pada informasi mendasar bagi species-species ini", tambah Mathai.

William Baya, Direktur Departemen Satwa Liar Sabah menambahkan, "kita memerlukan kerja sama yang lebih erat lagi antara peneliti, pemerintah dan konservasionis untuk melindungi keanekaragaman karnivora yang ada di hutan yang tersisa di Borneo".

Sementara peneliti dan dosen Fakultas Kehutanan Unmul, Rustam, menambahkan, "ini menjadi tantangan bagi para peneliti di Indonesia, karena data tentang karnivora yang ada di Kalimantan (Borneo wilayah Indonesia) masih sangat sedikit".

"Peluang kerja sama untuk menggali informasi dasar dan menyelamatkan jenis-jenis karnivora langka ini masih terbuka luas, karena hal itu sekaligus akan memberikan sumbangsih untuk menyelamatkan hutan Kalimantan", pungkas Rustam yang juga aktivis PROFAUNA itu.

Keterangan foto: Kucing Tandang (Prionailurus planniceps)

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.