Edukasi di Atas Kapal tentang Pelestarian Burung Nuri dan Kakatua

Beragam cara dilakukan PROFAUNA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian burung endemik Maluku Utara, salah satunya dengan melakukan edukasi kepada awak Kapal Motor Penumpang (KMP) Bobara pada Kamis malam (4/10). Kegiatan edukasi mengenai perlindungan burung nuri dan kakatua ini dilakukan dengan menonton film berjudul "Burung Kita", di dek ekonomi KMP. Bobara yang sedang bersandar.

Film yang berdurasi 13 menit itu berisi ajakan para tokoh masyarakat dan pegiat konservasi agar melindungi burung endemik Maluku Utara. Burung endemik yang dimaksud yang kasturi ternate (Lorius garrulus) dan kakatua putih (Cacatua alba). Perlindungan kedua jenis burung ini sangat penting karena hanya ada di Maluku Utara, dan tidak ada di tempat lain.

"Edukasi semacam ini penting karena memang masih banyak penumpang yang tidak tahu, sehingga mereka membawa burung (nuri dan kakatua, red) di kapal." ucap Nugroho, manager sumber daya manusia PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate yang juga hadir dalam edukasi ini.

Peserta edukasi nampak sangat antusias saat menonton film itu. Selain berisi ajakan untuk tidak menangkap dan memelihara burung nuri dan kakatua, di film itu juga berisi konsekuensi hukum apabila kedapatan memelihara dan memperniagakan jenis-jenis satwa yang dilindungi. Dalam pasal 21 Undang-undang No. 5 Tahun 1990 dikatakan bahwa sanksi pidana yang akan dikenakan pada para pelaku yaitu hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp100 juta.

Dalam sesi diskusi, Nugroho menambahkan, selain burung nuri dan kakatua mungkin bisa ditambahkan satwa apa saja yang dilindungi undang-undang. Merujuk kepada jenis-jenis dilindungi yang banyak dibawa penumpang untuk diperjualbelikan, agar penumpang lebih sadar dan tahu.

Berdasarkan pantauan PROFAUNA, jalur laut memang sering digunakan untuk menyelundupkan burung nuri dan kakatua. Misalnya saja pada Maret 2017 lalu, Polres Halmahera Selatan berhasil menggagalkan puluhan ekor burung dari Kapal Barebo Hasrat Jaya saat berlabuh di Pelabuhan Baru Desa Babang, Halmahera Selatan. Puluhan burung nuri dan kakatua tersebut berasal dari wilayah Gane, dan bahkan berasal dari Papua.

Ekawati Ka'aba, Koordinator PROFAUNA Malut mengatakan bahwa edukasi pada awak kapal lain akan dilakukan, mengingat pengawasan di jalur laut masih minim.

"Selain di KMP Bobara, kami juga akan melakukan edukasi di kapal-kapal lain yang ada di Maluku Utara," tukas wanita yang akrab disapa Eka ini. (AFZ)

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.