Benarkah Anda Seorang Pecinta Satwa Liar?

Banyak orang yang mengaku dirinya penyayang atau pecinta satwa liar dan mewujudkan rasa kecintaannya tersebut dengan memelihara satwa liar di rumahnya. Satwa tersebut dikurung dalam sangkar yang indah dan diberi makan yang cukup. Dengan memberi makan, minum dan perawatan yang baik, telah dianggap sebagai perwujudan rasa cinta terhadap satwa liar.

Benarkah demikian? Kalau kita mencintai seseorang, apakah kita akan mengurungnya di dalam kamar dengan memberinya makan dan minum yang cukup? Ada yang lebih berharga daripada sekedar kamar yang mewah, yaitu kebebasan.

Demikian pula dengan satwa liar. Kalau kita memang benar-benar mencintai satwa liar seharusnya kita membiarkannya hidup bebas di alam. Biarkan mereka menjalankan fungsinya untuk berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Karena setiap jenis satwa liar pasti mempunyai fungsi di alam. Satwa tersebut tidak akan mampu menjalankan fungsinya, jika mereka kita kurung dalam sangkar, seindah apapun sangkar tersebut.

Selain itu kebutuhan satwa liar yang dipelihara dalam sangkar bukan hanya makan dan minum. Mereka juga butuh teman untuk bermain dan kawin. Satwa juga butuh untuk mengekspresikan alaminya. Misalnya owa (sejenis kera) butuh tempat untuk berayun dan bergelayut. Orangutan juga butuh tempat untuk memanjat, karena itu memang kebiasaannya.

Manusia juga sering memberi mereka makanan yang bukan alami. Misalnya orangutan diberi nasi rawon atau sate kambing bahkan rokok. Padahal seharusnya dia makan buah. Akibat salah makan, satwa tersebut bisa sakit, untuk primata bisa mengalami kegemukan yang berlebihan, kencing manis hingga sesak nafas. Apakah kita masih mengatakan sayang satwa jika kita memeliharanya dengan cara yang salah seperti ini?

APA YANG TERJADI JIKA SATWA LIAR DIPELIHARA?

Banyak satwa liar yang membawa penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia. Sehingga orang yang memelihara satwa liar mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk tertular penyakit yang dibawa hewan peliharaannya. Iguana menularkan penyakit Salmonella yang dapat menyebabkan kematian bayi! Primata seperti owa dan orangutan bisa menularkan penyakit hepatitis, radang paru-paru atau TBC.

Sebagian besar satwa liar yang dijual di pasar-pasar burung adalah satwa yang ditangkap dari alam, sedikit sekali yang berasal dari penangkaran. Menangkarkan satwa liar bukanlah pekerjaan yang mudah, fakta membuktikan bahwa banyak satwa yang mati karena menjadi ajang "percobaan" penangkaran.

Biasanya jika satwa yang dipelihara mati maka orang tersebut akan membeli lagi. Kalau begitu terus bukankah satwa liar yang di alam akan menjadi habis? Bayi kera yang dijual di pasar burung adalah hasil tangkapan dari hutan dan seringkali para pemburu akan membunuh induknya terlebih dulu untuk dapat mengambil anak kera tersebut.

Induk orangutan akan mati-matian memepertahankan anaknya bahkan kalau perlu dengan mengorbankan nyawanya.

Banyak satwa liar yang tampak lucu ketika masih kecil, namun ketika mereka mulai beranjak dewasa mereka menjadi liar atau buas. Banyak kasus dimana orang yang memelihara satwa liar menjadi korban satwa yang dipeliharanya sendiri. Ketika masih kecil anak harimau atau singa terlihat manis layaknya seekor kucing rumah, namun beranjak dewasa naluri pemangsanya akan muncul. Dan jika majikannya lupa memberi makan bukan tidak mungkin dia akan memangsa apa saja, termasuk manusia.

Setiap jenis satwa liar mempunyai perilaku dan makanan tersendiri yang kadang-kadang kita tidak dapat memahaminya. Banyak satwa liar yang dipelihara menjadi mati karena salah makan atau stress. Burung elang di alam memakan burung atau mamalia kecil.Namun ketika dipelihara manusia diberi makan buah. Trenggiling adalah satwa pemakan semut, namun diberi makan nasi. Akhirnya satwa-satwa tersebut akan mati. Tahukah anda banyak satwa liar yang seperti monyet, lutung, dan lainnya itu di alam mereka hidup berkelompok dan mempunyai keluarga, sehingga mereka akan stress jika dipelihara dalam sangkar dan akhirnya merekapun akan mati sia-sia.

Banyak orang apabila sudah bosan dengan satwa peliharaannya, maka satwa tersebut akan dilepas ke alam, namun tahukah anda, bahwa satwa-satwa tersebut mungkin akan mati karena tidak dapat mencari makan atau bahkan satwa tersebut dapat membawa penyakit yang akan ditularkan ke satwa liar yang hidup di alam. Sehingga banyak satwa asli yang mati akibat tertular penyakit tersebut, karena satwa yang dilepas biasanya tidak dicek dulu apakah satwa itu membawa penyakit atau tidak.

Kalau kita benar-benar mencintai satwa liar, maka kita akan membiarkan satwa itu hidup bebas di alam. Satwa liar itu lebih indah dan mempunyai fungsi menjaga keseimbangan ekosistem ketika mereka berada di habitat alaminya. (Profauna.net)

© 2003 - 2024 ProFauna Indonesia

ProFauna Indonesia (Temukan kami di Google+) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional
yang bergerak dibidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya.